Ramadan
  • 28 Oct 2025

Kisah ini bermula pada April 2015, Dan Price, sang CEO Gravity Payments, nekat memotong gajinya dari $1,1 juta menjadi hingga $70 ribu demi naikkan gaji karyawan ke level yang sama. Keputusan berani ini membuat heboh dan menjadi pelajaran motivasi hidup. Yuk, kita telusuri perjalanan inspiratifnya, dampaknya, dan apa yang bisa kita ambil dari sikap mulia ini, khususnya untuk kita di Indonesia!

Dan Price lahir pada 13 Mei 1984 di Seattle, dibesarkan dalam keluarga sederhana yang mengajarkan kerja keras dan rasa berkeadilan. Di usianya yang ke 20 tahun, bersama saudaranya Lucas, mereka mendirikan Gravity Payments sebuah perusahaan startup kecil yang awalnya fokus memproses pembayaran kartu kredit untuk toko-toko lokal di Ballard, Seattle, pada medio 2004 lalu. Mereka memperoleh pinjaman $10 ribu dari ayahnya sebagai Angel Investor. Meski kuliah ekonominya di Seattle Pacific University tak selesai, Dan rupanya memiliki visi yang kuat membangun perusahaan yang peduli pada karyawan. Hingga di tahun 2006, ia menjadi CEO penuh, menggantikan Lucas, dan perlahan membesarkan Gravity hingga mengelola transaksi $3,4 miliar per tahun pada 2014. Tapi di balik angka besar itu, ada ketidakadilan yang mengganjal hatinya.

Titik Balik yang Mengubah Segalanya

Hidup Dan tak selalu mulus. Pernikahannya dengan Kristie Lewellyn, yang dimulai sejak remaja, kandas pada 2012. Stres pribadi ini justru membukakan matanya pada kenyataan di kantor. Dari 120 karyawan Gravity, gaji rata-rata hanya $48 ribu, sementara ia menikmati $1,1 juta setahun dari keuntungan $2,2 juta. Suatu hari, ia membaca studi dari Daniel Kahneman yang menyebut kebahagiaan maksimal di $75 ribu—di atas itu, uang tak lagi jadi faktor utama. Ia teringat karyawannya yang bernama Carrie Chen dan Alex Franklin, pasangan muda yang kesulitan bayar sewa apartemen di Seattle yang mahal. Malam sebelum keputusan besar, Dan menghitung ulang apakah akan menaikkan gaji minimum semua karyawan menjadi $70 ribu dalam 3 tahun, yang tentunya membutuhkan tambahan dana sebesar $1,8 juta.

Pikirannya berpendar dan di malam itu Dan mengambil keputusan yang berani dan tergolong nekad dalam karirnya, ia memilih memotong gajinya sendiri sebesar 93% atau menjadi sekitar $70 ribu, ditambah efisiensi perusahaan. Pada 13 April 2015, di depan karyawan dan wartawan dari New York Times serta NBC, ia mengumumkan keputusan besar dan mengejutkan ini dengan nada tegas, “Ini bukan soal uang, tapi ini tentang soal hidup layak untuk kalian.” Ruangan bergema tepuk tangan dan air mata, kabar ini langsung viral, bahkan meraih 500 juta interaksi pada media sosial hanya dalam dua minggu!

Tantangan dan Perlawanan

Keputusan Dan bukan tanpa rintangan. Saudaranya, Lucas, yang merasa dirugikan, akhirnya menggugatnya ke pengadilan pada Maret 2015. Lucas menuntut kompensasi yang lebih. Tapi akhirnya Dan memenangkan kasus ini pada Juli 2016 dengan memperoleh biayaganti rugi. Publik pun terbelah, bahkan seorang penyiar radio konservatif Rush Limbaugh menyebutnya sebagai “sosialis”, hingga dua karyawan Gravity mengajukan resign terkait protes mereka atas kenaikan gaji teman-teman sejawatnya. Tak cukup sampai di situ, beberapa klien mereka pun memilih untuk hengkang karena khawatir akan terdampak kenaikan pajak. Bahkan, Dan mendapatkan beberapa ancaman keamanan yang memaksanya untuk memasang kamera keamanan di rumahnya.

Namun demikian, akhirnya Dan pun mendapatkan dukungan yang datang dari Bernie Sanders via tweet dan sorotan CNN, BBC, serta Forbes yang menyebutnya “CEO revolusioner.” Hari-hari sulit itu dilalui Dan dengan berbagai upaya seperti menjual sahamnya, mengosongkan tabungan pensiunnya, sampai sempat menggadaikan dua properti untuk cadangan sebesar $3 juta. Keputusannya terasa seperti pertaruhan hidup, tapi ia tetap teguh, seperti yang ia katakan pada media 2015, “Ini soal manusia, bukan PR.”

Dampak yang Menginspirasi

Keputusan berani Dan akhirnya membuahkan hasil yang luar biasa. Dalam tiga tahun, gaji minimum karyawan mencapai $70 ribu, turnover karyawan turun dari 68% jadi 50%—di bawah rata-rata industri—dan retensi naik ke 91%. Pendapatan Gravity pun melonjak dari $16 juta pada 2014 menjadi $48 juta pada 2020, tiga kali lipat!

Upaya ini dapat membantu meringankan karyawan seperti Carrie bisa membeli rumah dan memiliki anak tanpa beban finansial. Produktivitas pun naik, pengetahuan tentang layanan pelanggan mengalami perbaikan yang signifikan, dan Gravity akhirnya memproses $10,2 miliar transaksi pada 2018. Namun perjalanan bisnisnya tidak selalu mulus, pandemi 2020 telah menekan pendapatan perusahaan hingga 50% sehingga karyawan mengambil inisiatif secara sukarela untuk memotong gaji mereka sebesar 10-20%. Tak hanya itu, Dan pun menghadapi tuduhan atas ancaman yang menyebabkan seseorang merasa takut mengalami kekerasan, dan mengemudi secara sembrono dan berbahaya yang membahayakan diri sendiri dan pengguna jalan lain. Dan pun memilih mundur sementara sebagai CEO yang kemudian digantikan oleh Tammi Kroll. Dan kemudian memutuskan untuk kembali ke Gravity pada Mei 2024 sebagai penasihat strategi. Hubungan dengan Lucas retak pasca-gugatan, tapi 200 perusahaan AS seperti Chobani dan Buffer terinspirasi dari uaya Dan Price dalam menaikkan gaji minimum. Dan juga dapat kontrak buku $500 ribu dari Viking Press 2015 untuk cerita “People First.”

Pesan dan Hikmah untuk Kita

Kisah Dan Price mengajarkan kita bahwa kepemimpinan sejati lahir dari empati. Di era di mana CEO AS memperoleh 320 kali gaji karyawan (Economic Policy Institute 2015), ia menunjukkan gaji yang layak akan meningkatkan loyalitas dan produktivitas dan karyawan Gravity lebih bahagia, tingkat ketidak hadiran dalam absensi karyawan pun turun hingga 25%. Hikmah dari perjalanan karir dan bisnis Dan Price adalah bahwa pengorbanan diri bukan kelemahan, tapi kekuatan moral yang dapat membangun kepercayaan.

Di Indonesia, di mana upah minimum hanya berkisar Rp4-5 juta bahkan di beberapa daerah ada UMR terendah berada di kisaran Rp2 jutaan, cerita ini bisa menjadi inspirasi bagi salah pengusaha UMKM di kota Bandung yang berani menaikkan gaji karyawannya sebesar 20% pasca-pandemi.

Dan mengatakan di CBS bahwa, “Ini bukan soal gaji, tapi hidup yang bermakna.” Pesannya jelas, bisnis akan sukses apabila karyawannya bahagia. Empati adalah investasi terbaik, seperti yang pernah diajarkan ayahnya,, “Uang datang pergi, tapi orang akan tetap sama.”

Kisah Dan Price mengajak kita merenungkan nilai manusia. Di Metavora, kami dorong pembaca ambil hikmah ini, karena kesuksesan sejati adalah saat kita dan orang di sekitar menang bersama.

Baca terus artikel-artikel menarik dari Metavora.co, Majalah Digital Indonesia